Berita Bola Dec, 27 2017
5 Pemain Besar Yang Pernah Mengalami Jurang Degradasi
Setiap pemain mempunyai peristiwa-peristiwa jelek yang ingin mereka lupakan, tak terterlepas dari pemain besar yang kita tahu banyak menggapai gelar bergengsi di sepanjang kariernya. mendekati berselanjutnya musim 2016/17, mari kita ingat kembali beberapa bintang besar yang pernah alami peristiwa jelek terdegradasi Club mereka.
Gabriel Batistuta (Fiorentina, 1992/93)
Awal 1990-an ialah waktu yang menyedihkan bagi Fiorentina. Mereka kehilangan bintang besar Roberto Baggio yang hijrah ke Turin pada tahun 1990, gabung Juventus biaya transfer yang bikin pecah rekor dunia.
Fiorentina lantas bikin datang Batistuta dari Boca Juniors pada 1991 tujuan untuk sedikit menyedikitkan kesakitan derita fans. akan tetapi Pemain yang mempunyai asal dari Argentina itu tidak mampu menyetop degradasi Fiorentina ke Serie B, Walau ia memberi upaya bagus bikin sesuatu 16 gol dalam 32 kompetisi Serie A musim 1992/93.
akan tetapi, ketetapannya untuk tetap bertahan di Artemio Franchi dan membawa Club tersebut kembali ke papan atas Serie A memberinya status pahlawan yang ia nikmati hingga sekarang ini. Rekor 207 gol dalam 332 bentuk rupanya di 9 musim juga ialah pencapaian Batistuta yang akan senantiasa diingat oleh fans La Viola.
Roberto Ayala (Napoli, 1997/98)
Pada musim panas 1986, Napoli menggapai Scudetto perdana. Dua belas tahun lantas, mereka telah memperoleh gelar itu sebanyak 2 x 1, sebagian besar berkat seorang pria mempunyai nama Diego Maradona. akan tetapi pada musim 1997/98 mereka betul-betul terpuruk.
Partenopei tidak tunjukkan tampilan bagus pada musim itu, cuma menghimpun 14 poin dan cuma memenangkan dua kompetisi di liga. Lini belakang yang diperkuat oleh Ayala, yang menghimpun 115 kompetisi untuk Argentina sebelum pensiun dari pentas internasional pada 2007, harus kebobolan sebanyak 76 kali di sepanjang musim, tatkala lini depan Napoli cuma berhasil memproduksi 25 gol
Franco Baresi (Milan, 1981/82)
Milan mungkin melewati masa-masa sukar dalam satu tahun paling akhir, tapi sekurang-kurangnya mereka belum alami keterpurukan layaknya awal tahun 80-an. Rossoneri terdegradasi ke Serie B Selayak hukuman atas keikut sertaan mereka dalam skandal taruhan Totonero, dan lantas kembali terdegradasi normal satu tahun lantas di waktu melakukan perjuangan melakukan pengembalian nama besar mereka.
Bek tengah Baresi baru mempunyai usia 22 tahun pada waktu itu Milan terdegradasi pada musim 1981/82, akan tetapi ketetapannya untuk tetap bertahan Club menguatkan posisinya Selayak legenda Milan dan dia menjadi salah satu pemain paling besar italia pada waktu itu selanjutnya pensiun pada tahun 1997.
Zlatan ibrahimovic (Malmo, 1999)
ibra tidak pernah kekurangan keyakinan diri, tapi Pemain yang mempunyai asal dari Swedia itu bahkan harus tertunduk pada waktu itu Malmo alami degradasi pada tahun 1999. itu ialah musim pertama striker tersebut di skuat senior (di mana dia cuma tampil sebanyak enam kali), dan ia tidak mampu menolong timnya untuk lolos dari jurang degradasi pada musim itu.
ibrahimovic mendapat peran yang semakin besar pada musim selanjutnyanya dan mampu bikin sesuatu 12 gol dalam 26 kompetisi untuk menolong Malmo kembali ke kompetisi paling atas Swedia. Dan kini ia menjadi pemain paling baik sepanjang masa Swedia.
Oliver Bierhoff (Ascoli, 1991/92)
Karier Club Bierhoff berkembang cukup lamban. Striker tersebut cuma berhasil menghimpun 10 gol dalam 73 kompetisi untuk tiga Club Jerman yang tidak sama, sebelum selanjutnya menggapai berhasil di Club Austria, Salzburg, pada musim 1990/91.
Bierhoff gabung Ascoli pada tahun 1991, akan tetapi ia harus merasakan jurang degradasi ke Serie B di musim awalannya di Club. Walau layaknya itu, ia tetap tak tidak melakukan suatu gerakan atau diam melakukan perjuangan di italia, dan pada tahun 1998 berhasil pindah ke Milan sesudah melakukan masa tiga tahun yang amat bagus di Udinese. Kini, ia diingat Selayak salah satu tukang serang paling baik yang pernah dimiliki oleh Jerman.